Tuesday, September 23, 2014

Aku Spontan 1

.




Merenung jauh, melihat bayang awan

Meneduh bumi, aku syak hujan nanti

Angin bertiup, bertitipkan pesan

Itu semua rupa-rupanya khayalan

Berdenyut nadi masih, degupan tak sekata dalam dada

Aku picit-picit dahi yang tak sakit, entahlah kenapa agaknya

Bergumpal rasa ada dalam dada, resah tanpa kata

Berdendam lagikah jiwa?

Tidak, aku doakan tidak

Cukuplah tahun-tahun kelam itu pergi

Persilakan bibit terang bersinar redup dalam hati

Siapa lagi jika bukan diri sendiri merawat hati?



Harapan entah ke mana perginya

Aku turutkan rasa dan naluri jiwa

Memandang mendung di kaki horizon

Kemudian petir menerangi dunia

Tofan kasar menerjah layar

Rabaklah ia, kolek ini beroleng

Namun naluri selalu berpesan

Segunung mana ombak, sekencang mana tofan

Itu biasa dalam mana-mana kehidupan

Berenang bila karam, berhanyut bila penat

Usah diharap pada keajaiban, jika ada ada, jika tiada tiada

Apalah diharap pada tubuh kolek semiskin ini

Sekadar menampung berat dosa sekelumit pahala tatkala berlayar pergi



(Spontan ...bersambung)





.

Monday, September 8, 2014

Ghairah

.


Ayuh pegang urat nadi
Kerat...dan jadikan ia tali
Membelit, mengusut hati
Darah merah ...dan mati

Kesuma jiwa
Nafas ia ghairah rasa
Hembus di telinga
Debar...merangkak melahap
Merangkul tubuh gebu
Lemas diusap-usap
Diraba...diperkosa
Dirobek dada
Direntap jiwa
Desah terakhir
Tubuh telanjang longlai
Terasa separuh jiwa pergi
Tapi....ia mahu lagi








.